Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran sejak 1989,... selengkapnya
faktax.com - New York, 26 September 2025 — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato selama 40 menit di Sidang Umum PBB ke-80, yang memicu reaksi global tajam. Pidatonya menyoroti konflik Gaza, menolak pengakuan negara Palestina, dan secara langsung merespons pidato Presiden Indonesia Prabowo Subianto.
Penolakan terhadap Negara Palestina
Netanyahu menyatakan bahwa pengakuan negara Palestina pasca-serangan Hamas 7 Oktober 2023 adalah “kesalahan fatal.” Ia menyamakan langkah tersebut dengan “memberi al-Qaeda sebuah negara satu mil dari Kota New York setelah 11 September”.
Serangan Balasan dan Peta Poros Teror Iran
Netanyahu memamerkan peta yang menunjukkan “poros teror Iran” dari Gaza hingga Yaman, menuduh Iran sebagai ancaman global. Ia mengklaim Israel telah “menghancurkan sebagian besar mesin teror Hamas” dan “melumpuhkan Hizbullah”.
Pidato Disiarkan ke Gaza
Dalam langkah kontroversial, pidatonya disiarkan melalui pengeras suara ke Jalur Gaza dan bahkan ke ponsel warga Gaza, sebagai bagian dari “diplomasi publik” untuk memulangkan sandera.
Netanyahu mengutip pidato Presiden Prabowo yang menyerukan kemerdekaan Palestina dengan jaminan keamanan bagi Israel:
“Saya mencatat, seperti yang saya yakin Anda juga, kata-kata penyemangat yang diucapkan di sini oleh Presiden Indonesia,” ujar Netanyahu.
Ia menyebut Indonesia sebagai negara Muslim terbesar dan menyatakan bahwa kerja sama dengan Israel akan membawa manfaat teknologi di bidang pertanian, air, kedokteran, dan AI.
Aksi Walk Out Massal
Sebanyak 180 dari 193 negara anggota PBB melakukan walk out saat Netanyahu mulai berpidato, termasuk Indonesia, negara-negara Arab, bahkan beberapa sekutu AS. Aksi ini dipandang sebagai simbol isolasi diplomatik Israel.
Kecaman dari Hamas dan Dunia Muslim
Hamas menyebut pidato Netanyahu sebagai “manifestasi isolasi Israel” dan menuduhnya mengulang kebohongan tentang genosida di Gaza.
Tekanan terhadap AS dan Sekutu Barat
Pidato ini memperdalam jurang antara Israel dan komunitas internasional, mempersulit posisi negara-negara Barat yang selama ini mendukung Israel secara militer.
Kesimpulan: Pidato Netanyahu di PBB bukan hanya pernyataan politik, tetapi juga manuver diplomatik yang memperlihatkan ketegangan global atas konflik Gaza. Respons terhadap Prabowo menunjukkan pengakuan terhadap diplomasi Indonesia, namun penolakan terhadap Palestina dan aksi walk out besar-besaran menegaskan keterasingan Israel di panggung dunia.
© 2025 FaktaX. All Rights Reserved.