Fakta Tentang Rezim Islam Iran: Korban Eksekusi Sepihak & Penutupan Informasi

Fakta Tentang Rezim Islam Iran: Korban Eksekusi Sepihak & Penutupan Informasi
faktax
By faktax  
  23.06.2025  3 min

faktax.com - Sejak terbentuk tahun 1979, Republik Islam Iran mengklaim sebagai rezim keadilan. Namun, sejarahnya juga dipenuhi pelanggaran HAM sistematis—terutama eksekusi massal 1988 dan represi terhadap aktivis. Di tengah konflik Iran–Israel Juni 2025, isu-isu ini semakin relevan dan perlu diungkap.

Berikut fakta-fakta yang perlu diketahui tentang rezim Republik Islam Iran yang selama ini tidak sampai ketelinga warga dunia termasuk Indonesia.

1. Pelanggaran HAM dan Eksekusi Tanpa Pengadilan

Eksekusi Massal 1988

Dari Juli–Desember 1988, Khomeini mengeluarkan fatwa eksekusi ribuan tahanan politik tanpa pengadilan formal . Estimasi korban: 2.800–30.000 orang, menurut HRW, Amnesty International, dan PBB.

Pelaksanaan dilakukan secara diam-diam di 32 kota, dengan korban dikubur di kuburan massal tanpa penyampaian penjelasan resmi kepada keluarga.

Eksekusi & Penahanan Sepihak Pasca-2009

Setelah Revolusi Hijau (Green Movement) tahun 2009, banyak aktivis, jurnalis, dan mahasiswa dipenjara tanpa proses yang adil, dan beberapa dilaporkan dieksekusi atau dibunuh secara misterius.

Penindasan Minoritas

Kelompok minoritas seperti Baha’i, Kurdi, dan Baluchi mengalami penahanan administratif, penghilangan paksa, serta kekerasan, sering tanpa proses hukum yang jelas.

Sensor & Penyesatan Informasi terhadap Dunia Islam

Retorika “Anti-Zionisme” sebagai Alasan

Iran menampilkan dirinya sebagai pemimpin moral dunia Muslim melawan “Zionisme” dan imperialisme, meski menindas rakyatnya sendiri.

Media & Propaganda

Media negara seperti IRIB gencar menyebarkan narasi dukungan terhadap rezim dan membangun citra jihad, sementara laporan pelanggaran hak asasi manusia kerap dibungkam atau disangkal. Baru-baru ini, pusat siaran IRIB menjadi target serangan Israel—sebuah indikasi betapa vitalnya peran kontrol propaganda dalam dinamika konflik ini.

Ekspor Revolusi

IRGC dan Quds Force telah mendukung milisi di Yaman, Lebanon, Suriah dan Irak. Fokus eksternal ini menjadikan pembicaraan domestik tentang pelanggaran HAM lebih terdorong ke pinggir.

Konflik Iran–Israel Juni 2025: Relevansi Saat Ini

Sejak 13 Juni 2025, Israel dan Amerika Serikat melancarkan serangkaian serangan udara terhadap fasilitas nuklir utama Iran seperti Fordow, Natanz, dan Penjara Evin, yang juga merupakan simbol penindasan politik di masa lalu. Sebagai balasan, Iran meluncurkan rudal dan drone ke kota-kota Israel seperti Tel Aviv dan Haifa, menyebabkan korban jiwa dan kerusakan terbatas.

Kehancuran Penjara Evin dalam konflik ini menyoroti kembali sejarah panjang pelanggaran hak asasi manusia oleh rezim Iran, yang kini mencuat ke permukaan dan bersaing di pemberitaan global serta menjadi topik hangat dalam pencarian daring bertema “Iran Israel war”.

Reaksi Dunia Islam dan Internasional

Negara-negara Arab seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab kini mendorong deeskalasi konflik, karena khawatir perang berkepanjangan antara Iran dan Israel akan mengancam stabilitas serta merugikan ekonomi regional. Sementara itu, di dalam Iran sendiri, pemerintah terus membatasi arus informasi melalui pemblokiran internet dan sensor media, memicu kecaman dari media Barat dan organisasi HAM. Lembaga seperti Amnesty International dan Human Rights Watch menyerukan penyelidikan internasional terhadap eksekusi massal tahun 1988 dan serangan terhadap fasilitas penjara, menuntut akuntabilitas global atas pelanggaran hak asasi yang terus berlanjut.

Fakta-fakta seperti eksekusi massal tahun 1988, represi sistematis, dan propaganda rezim Iran menunjukkan ketidakkonsistenan mencolok antara klaim revolusioner dengan realitas brutal yang dijalankan. Konflik Iran–Israel pada Juni 2025 kembali menyeret catatan kelam ini ke permukaan, menegaskan bahwa sejarah pelanggaran hak asasi manusia memiliki dampak geopolitik yang nyata. Dalam konteks ini, dunia Islam dan komunitas internasional perlu bersikap kritis, membedakan dengan jelas antara retorika anti-Zionisme yang digaungkan Iran dan pelanggaran serius terhadap hak-hak rakyatnya sendiri.

Fakta Terbaru
Fakta Populer
Topik
affiliate marketing travel AI aktifitas di Sanur Aktivitas anak di rumah aplikasi Android penghasil uang aplikasi dibayar nonton video aplikasi penghasil saldo digital aplikasi penghasil uang automasi bisnis Ayatollah Ali Khamenei backpacker Bali BantuanKemanusiaan Benjamin Netanyahu BeritaDunia BeritaHariIni BeritaInternasional bionik Bloomberg New Economy FAM FIFA Garda Revolusi Ijazah Palsu Iran Israel IsraelIran Jokowi konflik Iran Israel 2025 KonflikTimurTengah Kualifikasi Piala Dunia 2026 Ole Romeny Pakar Telematika perang Israel-Iran perangModern Piala Dunia Politik Iran Republik Islam Roy Suryo Teheran Timnas Indonesia Timnas Malaysia

© 2025 FaktaX. All Rights Reserved.