faktax.com - New York, 26 September 2025 — Perdana... selengkapnya
faktax.com - Dalam serangkaian pernyataan yang disampaikan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NATO di Den Haag, Belanda, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan niat pemerintah AS untuk kembali menggelar pembicaraan dengan Iran demi menuntaskan kesepakatan nuklir yang telah lama menjadi sumber ketegangan global.
Namun, pernyataan Trump juga penuh dengan kontradiksi dan sinyal keras terhadap Iran. Di satu sisi, ia membuka peluang diplomasi, sementara di sisi lain menegaskan bahwa kesepakatan nuklir bisa jadi tak lagi diperlukan.
Trump menyampaikan bahwa tingkat kerusakan akibat serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran begitu besar hingga membuat perjanjian nuklir menjadi tidak relevan. “Serangan kami telah menyebabkan kehancuran besar. Kesepakatan mungkin tidak lagi dibutuhkan,” ujarnya.
Ia bahkan membacakan pernyataan dari Komisi Energi Atom Israel yang menyebut bahwa semua uranium yang telah diperkaya oleh Iran berada di fasilitas yang sudah dihancurkan. “Sangat sulit untuk memindahkannya,” tambah Trump.
Dalam pernyataan kontroversial lainnya, Trump membandingkan serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran dengan pemboman Hiroshima di akhir Perang Dunia II. Menurutnya, serangan tersebut bukan hanya menghancurkan instalasi nuklir Iran, tapi juga mengakhiri konflik bersenjata antara Israel dan Iran—setidaknya untuk saat ini.
“Ini seperti saat Perang Dunia II berakhir. Serangan kami menghentikan perang antara Israel dan Iran,” klaim Trump di hadapan wartawan.
Meski mengklaim bahwa ketegangan telah mereda, Trump tidak menutup kemungkinan bahwa konflik antara Iran dan Israel dapat meletus kembali. “Saya telah berurusan dengan keduanya, dan mereka sama-sama lelah dan kehabisan tenaga… Tapi bisa saja terjadi lagi. Mungkin bahkan segera,” ucapnya.
Trump juga mengungkapkan bahwa ia pernah mencegah Israel melanjutkan serangan udara terhadap Iran yang melibatkan 52 pesawat tempur, setelah Iran diduga melanggar perjanjian gencatan senjata.
Menjawab pertanyaan tentang dampak konflik terbaru, Trump mengonfirmasi laporan Jerusalem Post bahwa Iran telah melancarkan serangan ke pangkalan militer AS di Qatar. Namun, menurutnya, Iran terlebih dahulu memberikan peringatan kepada pihak AS mengenai waktu serangan tersebut, sehingga seluruh personel militer dapat dievakuasi sebelum serangan terjadi pada pukul 13.00 waktu setempat.
Trump juga mengakui bahwa Iran diizinkan menjual minyak ke Tiongkok sebagai bentuk kelonggaran ekonomi pasca-konflik. “Mereka butuh dana untuk membangun negaranya kembali. Jadi kami izinkan mereka menjualnya,” katanya.
Namun, ia menegaskan bahwa kampanye tekanan maksimum lewat sanksi ekonomi masih tetap dijalankan dan belum dihentikan.
Pernyataan Donald Trump menunjukkan dinamika yang kompleks dalam hubungan AS-Iran, dari upaya diplomatik hingga ancaman militer. Di tengah kerusakan fasilitas nuklir Iran dan tekanan geopolitik yang terus meningkat, masa depan kesepakatan nuklir masih penuh ketidakpastian. Apakah jalur damai akan kembali diambil, atau konflik kembali membara? Waktu yang akan menjawab.
© 2025 FaktaX. All Rights Reserved.